aqiqah anak

Panduan Aqiqah Anak: Hukum, Syarat, dan Tata Cara Pelaksanaannya 

Hijra

16 Feb 2023

5 Min Read

Aqiqah merupakan ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak dalam tradisi Islam. Selagi mempersiapkan kelahiran, kamu juga perlu mengatur ketersediaan dana untuk acara ini. Sebab, kamu akan mengeluarkan dana cukup besar dalam membiayai acara tersebut.Lalu, seperti apa panduan aqiqah anak yang wajib kamu tahu? Bagaimana pula hukum, syarat, dan tata cara pelaksanaannya? Mari simak penjelasan berikut.

Pengertian Aqiqah

Dari makna kata, aqiqah berarti memotong, dari bahasa Arab al-qat’u. Namun, sebutan istilah ini merujuk pada proses penyembelihan hewan ternak tujuh hari usai kelahiran bayi. 

Kata tersebut juga mempunyai arti lain berupa rambut bayi yang baru saja dilahirkan ke dunia. Dengan kata lain, aqiqah anak menjadi semacam “perayaan” yang mengungkapkan rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya ke dunia. 

Hukum Pelaksanaan Aqiqah

Sumber gambar: Envato

Mengacu pada hadis, hukum pelaksanaan aqiqah adalah sunnah muakkadah. Jika orang tua mampu menyelenggarakannya, acara dapat dilakukan ketika anak masih bayi. Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi, Nabi Muhammad Saw. memberi sabda tentang pelaksanaan tradisi ini.

Dari Samurah RA, bahwasanya Rasulullah bersabda:

“Seorang bayi digadaikan dengan (jaminan) aqiqahnya; aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh (dari kelahiran), (pada hari itu pula) si bayi diberi nama dan dipotong rambutnya.” (Sunan at-Tirmizi)

Bagaimana jika orang tua tidak dapat menyelenggarakan aqiqah saat hari ketujuh setelah anak lahir? Tidak masalah, kamu bisa melakukannya pada hari ke-14, hari ke-21, atau sebelum anak selesai menyusui. Boleh juga sebelum usia anak mencapai 7 tahun maupun sebelum memasuki usia baligh.

Ketika aqiqah anak tidak dapat berlangsung sampai menjelang baligh, hukum sunnah tradisi ini bagi kedua orang tua pun gugur. Namun, anak dapat mengaqiqahi dirinya sendiri saat ia beranjak dewasa. 

Sebagai informasi, aqiqah setelah dewasa merujuk pada riwayat Nabi Muhammad Saw. yang melakukan aqiqah untuk diri sendiri begitu Beliau menjadi utusan Allah Swt. Artinya, melakukan aqiqah untuk  diri sendiri saat dewasa boleh dengan syarat, orang tua memang tidak mampu melakukan tradisi itu saat anak masih bayi.

Syarat Melakukan Aqiqah

Lalu, apa saja syarat melakukan aqiqah

Syarat hewan yang disembelih

Biasanya berupa kambing atau domba dengan usia tertentu, bebas cacat, dan dalam kondisi sehat. Kriteria hewan ini kurang lebih mirip dengan syarat hewan kurban. 

Jumlah hewan

Untuk bayi laki-laki, jumlah hewan sebagai aqiqah sebanyak dua ekor kambing atau domba. Sementara, bayi perempuan cukup melakukan aqiqah dengan satu ekor kambing ataupun domba. 

Namun, jika secara finansial orang tua hanya sanggup menyembelih satu ekor kambing bagi bayi laki-laki, pelaksanaan sunnah-nya telah terpenuhi. Dengan kata lain, masing-masing hewan tersebut sudah merampungkan persyaratan sah hewan yang perlu dikorbankan. 

Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah

Setelah kamu mengetahui pengertian, hukum, dan syarat aqiqah, bagaimana dengan tata cara pelaksanaan aqiqah anak? 

Persiapkan hewan yang hendak dikurbankan

Di Indonesia hewan yang tepat untuk tradisi ini biasanya kambing. Selain kambing, ternyata boleh memakai sapi atau unta juga. Tentu jumlahnya mengalami penyesuaian, jadi satu ekor sapi atau unta tiap satu anak. 

Namun, jika merujuk pada dalil Rasulullah Saw., melakukan aqiqah untuk  anak dengan kambing pun sudah sah. Jadi, kamu tidak perlu mengusahakan jenis hewan lain selama kambing atau domba mudah diperoleh. 

Cermati proses penyembelihan

Ketika proses menyembelih, sebaiknya hindari mematahkan tulang hewan. Lebih baik potong setiap persendian atau ruas tulang. 

Hikmah dalam proses penyembelihan ini jelas, yaitu tafa’ul, lambang keselamatan tubuh berikut anggota badan anak yang menjalani aqiqah

Memberikan daging hasil penyembelihan dalam keadaan sudah dimasak

Salah satu perbedaan mencolok antara daging penyembelihan kurban dan aqiqah adalah kondisi daging saat disedekahkan. Daging hasil sembelih harus melalui proses pemasakan lebih dahulu, kemudian orang tua mengantar makanan tersebut kepada orang lain. Mulai dari saudara, tetangga, kerabat, hingga fakir miskin yang benar-benar membutuhkan. 

Selaku penyelenggara hajat, secara sunnah kamu boleh ikut menikmati daging aqiqah anak. Ini mengikuti prinsip pembagian daging kurban, yaitu siapa pun boleh menerima dan turut menyantap daging itu, tak terkecuali mereka yang mengadakan aqiqah.

Pembagian daging bisa mengikuti proporsi berikut. Pertama, sepertiga bagian bagi yang menyelenggarakan aqiqah, dua pertiga bagian untuk disedekahkan kepada orang lain. Kedua, membagi rata daging yang telah disembelih untuk orang tua, fakir miskin, dan tetangga atau saudara yang tergolong orang punya. 

Memotong atau mencukur sebagian rambut bayi

Usai pembagian daging, tradisi memotong atau mencukur sebagian rambut bayi jadi satu rangkaian dalam acara aqiqah. Orang tua secara simbolis menggunting sedikit bagian rambut bayi. 

Tentu saja setelah acara selesai, kamu bisa merapikan rambut bayi. Namun, secara sunnah, pemotongan rambut berlangsung saat hari ketujuh usai bayi lahir. 

Mendoakan bayi

Sesudah pemotongan rambut, kamu dapat melanjutkan tradisi mentahnik, yaitu menaruh sesuatu yang manis ke dalam langit-langit mulut bayi agar langsung dihisap sang bayi. 

Kemudian, proses aqiqah untuk anak berlanjut ke pembacaan doa. Tujuannya,  mendoakan bayi agar mendapat keberkahan dan tumbuh menjadi anak saleh atau salehah. 

Pakai Jasa Layanan Aqiqah, Bolehkah?

Jika dahulu orang tua kerap turun tangan mengurus sendiri semua urusan aqiqah anak, sekarang ada jasa aqiqah yang lebih ringkas dan praktis. Pertanyaannya, apakah boleh memakai jasa layanan ini?

Secara umum, mengadakan untuk anak menggunakan jasa aqiqah boleh, meski kamu sebagai orang tua tidak melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana proses penyembelihan. Namun, hal ini masuk dalam hal mewakilkan atau taukil. Niat yang harus disebutkan adalah muwakkil, yaitu orang memberikan perwakilan kepada orang lain selain dirinya sendiri. 

Niat orang yang meminta perwakilan alias si empunya hajat tetap jadi kunci. Maka, orang yang mewakilkan boleh-boleh saja menyebut atas nama siapa ketika menyembelih hewan untuk di-aqiqah-kan. Aqiqah pun tetap sah meski wakil penyembelih hewan cuma melafalkan nama Allah, tetapi tidak menyebut nama siapa yang di-aqiqah-kan.

Jadi, jika kamu merasa kesulitan mengatur waktu untuk penyelenggaraan syukuran kelahiran bayi, jasa aqiqah dapat menjadi alternatif dalam mempersiapkan segala sesuatu. Biasanya, mereka sudah memiliki layanan lengkap dari pemilihan hewan, penyembelihan, proses memasak daging, sampai pengemasan daging matang. Tentu ini menghemat waktu dan tenaga sehingga kamu bisa lebih fokus pada kebutuhan bayi. 

Demikian panduan aqiqah anak yang bisa membantumu mempersiapkan acara syukuran kelahiran si kecil. Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kamu memerlukan dana yang tidak sedikit untuk menjalani tradisi tersebut. 

Kabar baiknya, kamu bisa mempersiapkan dana aqiqah sejak masa kehamilan. Manfaatkan fitur Hijra Box dalam aplikasi Hijra Bank sebagai tabungan melahirkan. Dengan menabung sedikit demi sedikit, kamu dapat mengelola keuangan rumah tangga lebih baik dan mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal. Ayo, kelola keuanganmu sesuai syariah dengan download aplikasi Hijra Bank sekarang!

Artikel Terkait

Tags