Meneladani Hadis tentang Berdagang dari Rasulullah untuk Bisnis yang Lancar dan Berkah
Ada begitu banyak hadis tentang berdagang yang bisa kita teladani dari Rasulullah ﷺ.
Bukan hanya sekadar anjuran, Nabi sendiri juga membuktikan bahwa berdagang adalah mata pencaharian yang cukup baik dan dapat menjadi penyokong diri sendiri serta keluarga.
Bahkan bisa dikatakan bahwa berdagang adalah sunnah yang diutamakan.
Dalam sejarah, kita juga mengetahui bahwa Rasulullah ﷺ bersama istrinya, Khadijah merupakan pedagang yang piawai.
Seperti apakah gaya beliau dalam berdagang? Ternyata, trik-triknya telah dibeberkan lewat berbagai hadis.
Yuk, simak hadis-hadisnya dan belajar dari perkataan-perkataan Nabi secara langsung!
Table of Contents
Anjuran Berdagang
Dalam sebuah riwayat disebutkan, seorang sahabat Rasulullah ﷺ bertanya kepada beliau tentang pekerjaan yang lebih baik. Dari pertanyaan tersebut, maka keluarlah hadis yang menganjurkan tentang berdagang.
Hadis tentang berdagang tersebut diriwayatkan oleh Ahmad (Imam Hambali) dalam kitab Musna Ahmad, berikut adalah kutipannya yang dilansir dari Rumaysho:
أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
Artinya:
“Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad 4: 141, Hasan Lighoirihi)
Dari hadis di atas dijelaskan, maksud pekerjaan yang lebih baik dengan tangan sendiri adalah tak lain dan tak bukan adalah berdagang.
Selain hadis tentang berdagang tersebut, ada pula hadis lainnya yang kembali menekankan bahwa pekerjaan dari kerja keras tangan sendiri adalah yang paling baik.
Hadis itu berbunyi sebagai berikut:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ ، وَإِنَّ نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya:
“Tidaklah seseorang memakan suatu makanan yang lebih baik dari makanan yang ia makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Karena Nabi Daud ‘alaihis salam dahulu juga makan dari hasil kerja keras tangannya.” (HR. Bukhari, no. 2072, dari Al-Miqdad)
Seperti pekerjaan halal lainnya, berdagang juga tentu bisa menjadi sebuah cara kita beribadah kepada Allah SWT apabila dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh sesuai dengan syariat Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis tentang berdagang sebagai berikut:
يُؤْتَى بِرَجُلٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ اللَّهُ انْظُرُوا فِى عَمَلِهِ. فَيَقُولُ رَبِّ مَا كُنْتُ أَعْمَلُ خَيْراً غَيْرَ أَنَّهُ كَانَ لِى مَالٌ وَكُنْتُ أُخَالِطُ النَّاسَ فَمَنْ كَانَ مُوسِراً يَسَّرْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ كَانَ مُعْسِراً أَنْظَرْتُهُ إِلَى مَيْسَرَةٍ. قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا أَحَقُّ مَنْ يَسَّرَ فَغَفَرَ لَهُ
Artinya:
“Ada seseorang didatangkan pada hari kiamat. Allah berfirman (yang artinya), “Lihatlah amalannya!” Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku, aku tidak memiliki amalan kebaikan selain satu amalan. Dulu aku memiliki harta, lalu aku sering meminjamkannya pada orang-orang. Setiap orang yang sebenarnya mampu untuk melunasinya, aku beri kemudahan. Begitu pula setiap orang yang berada dalam kesulitan, aku selalu memberinya tenggang waktu sampai dia mampu melunasinya.” Lantas Allah pun berkata (yang artinya), “Aku lebih berhak memberi kemudahan”. Orang ini pun akhirnya diampuni.” (HR. Ahmad Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Setelah menyimak beberapa hadis tentang berdagang di atas, apakah kamu jadi lebih yakin untuk mengikuti jalan Nabi Muhammad dan menjadi seorang pedagang juga?
Eits, jangan gegabah. Meski merupakan pekerjaan yang begitu diberkahi, tetap saja tak semua pedagang bisa langsung sukses.
Ada beberapa hal yang wajib kamu miliki terlebih dahulu, mulai dari ilmu hingga etikanya.
Etika Berdagang ala Rasul
Sebagai manusia yang paling sempurna, Rasulullah ﷺ memiliki begitu banyak sifat baik. Sifat-sifat ini dapat kita teladani dan aplikasikan dalam hidup sehari-hari.
Insyaallah, sifat-sifat tersebut merupakan modal awal untuk menjadi pedagang yang sukses.
1. Jujur
Rasulullah terkenal sebagai orang yang jujur.
Mengenai hal ini, ada hadis tentang berdagang yang jujur:
اْلبَيْعَانِ بِالْ خِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَ وَبَيَّنَابُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَاوَإِنْ كَذَبَ وَكَتَمَامُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
Artinya:
“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (HR Muttafaqun Alaihi)
Dalam berdagang, sudah pasti akan terjadi banyak tawar menawar.
Sebagai muslim, hukumnya wajib untuk bersikap jujur dan tidak merugikan pihak pembeli.
Perlu digarisbawahi, dalam berdagang kamu tak hanya berfokus kepada keuntungan, tetapi juga mencari keberkahan.
Sesuai dengan hadis tersebut, keberkahan tak akan bisa didapatkan jika ada ketidakjujuran antara penjual maupun pembeli.
2. Amanah
Pedagang yang tak amanah akan sulit dipercaya.
Bukan hanya jadi kesulitan mendapatkan keuntungan karena tak adanya kepercayaan dari pembeli, kamu juga tidak akan mendapatkan keberkahan dan keberhasilan dari usaha.
Dalam sebuah hadis tentang berdagang dengan penuh rasa amanah, rasululah bersabda:
عن عبد الله ابن عمر رضي الله عنه: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: التَّا جِرُ اْلاَمِيْنُ الصَّدُوْقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ- وَفِيْ رِوَايَةٍ: مع النَّبِيِّنَ وَالصِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ- يَوْمَ اْلقِيَا مَةِ (رواه إبن ماجه و الدارقطني و غير هم
Artinya:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”
Pastinya, kamu juga mau, kan, berkumpul dengan para Nabi dan orang-orang salih lainnya?
3. Murah hati
Murah hati berarti memiliki definisi tidak pelit atau mudah memberi.
Dari perspektif pedagang, ini bukan berarti kamu harus selalu memberi diskon besar-besaran atau memberi barang secara cuma-cuma kepada pembeli.
Akan tetapi, cobalah untuk menjadi pedagang yang lebih terbuka jika ditawar, dan lakukanlah negosiasi dengan baik.
Jangan mencela pembeli ataupun menjual dengan harga yang tidak sesuai.
Jika memang ada pembeli atau orang lain yang kesulitan, janganlah enggan untuk memberi bantuan.
4. Selalu ingat akhirat
Untuk bisa mengaplikasikan semua sifat yang baik tadi memang tidak mudah.
Bagaimanapun juga manusia adalah tempatnya khilaf.
Kadang kita tergiur untuk berlaku curang atau tidak baik secara diam-diam untuk keuntungan lebih.
Untuk menghindarinya, selalu ingat bahwa kita diawasi oleh Yang Maha Melihat, dan semuanya harus dipertanggungjawabkan di akhirat.
Dengan begitu, kamu bisa terus menjadi pedagang yang menerima banyak keberkahan dan kesejahteraan dari ikhtiarmu.
Itulah beberapa hadis tentang berdagang dan hal-hal yang bisa diteladani dari Rasulullah ﷺ.
Terkait dengan berdagang, ada begitu banyak hal yang perlu diperdalam, misalnya ilmu muamalah dan akad-akad yang sesuai syariat.
Jika kamu bingung dan ingin bertanya pada orang yang kredibel, kamu dapat memanfaatkan fitur Tanya Ahli di aplikasi Hijra Bank.
Dari fitur tersebut, kamu bisa langsung bertanya pada asatidz terpercaya mengenai beragam aspek dalam Islam.
Yuk, langsung download aplikasinya dan ajukan pertanyaanmu pada ahlinya! Aplikasi Hijra Bank sudah tersedia di: