Memahami Perbedaan Hadis dan Sunah: Kenali Lebih Dekat Ajaran Rasulullah
Kamu pasti sudah tahu bahwa salah satu dari dua pedoman utama dalam Islam adalah hadis.
Berisi perkataan dan perbuatan yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah ﷺ, hal-hal inilah yang penting untuk kita jadikan panutan dalam bertindak dan membuat keputusan sebagai muslim.
Tak jarang yang beranggapan bahwa ucapan dan perbuatan yang Nabi Muhammad lakukan adalah sunah atau dianjurkan untuk dilakukan. Akan tetapi, apakah betul seperti itu?
Adakah sebenarnya perbedaan hadis dan sunah?
Untuk mengetahui jawabannya, Hijra telah membuat rangkuman pembahasannya dalam artikel ini untukmu.
Baca baik-baik hingga akhir, ya!
Table of Contents
Apa Itu Hadis?
Untuk mengetahui perbedaan hadis dan sunah, kamu harus terlebih dahulu memahami definisinya. Yuk, mulai dari apa itu hadis.
Menurut Al-Islam.org, hadis adalah catatan ucapan yang dikatakan Nabi Muhammad.
Islamonline.net menyebutkan bahwa Alquran dan hadis tidak dapat dipisahkan, karena akan sulit untuk memahami Alquran tanpa referensi dari hadis.
Hadis juga dapat memperjelas dan menghilangkan ambiguitas atau kebingungan dari suatu ayat.
Sumber lain oleh Jamaril S.Ag lewat laman resmi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat menyebutkan bahwa definisi hadis menurut bahasa merupakan sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat, atau waktu yang singkat.
Hadis juga berarti berita yang dipindahkan dari satu orang kepada orang lain.
Karena disampaikan dari satu orang ke orang lainnya dari zaman ke zaman, terkadang ada hadis yang kurang tepat, atau tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan.
Akan tetapi, para ahli agama terus berusaha untuk memastikan keaslian hadis agar kita tidak salah dalam berpedoman.
Oleh karena itu, ketika mempelajari hadis, kita harus mengetahui tentang beberapa kelompok hadis berdasarkan kualitasnya dan mencari kebenarannya.
Kelompok hadis berdasarkan kualitasnya
1. Hadis sahih
Menurut UIN Suska, hadis sahih adalah hadis yang sehat, selamat, benar, sah, sempurna, dan tidak sakit.
Ini berarti, hadis tersebut adalah hadis yang sanadnya bersambung dan diriwayatkan oleh periwayat yang ‘adil dan dhabith hingga bersambung kepada Rasulullah, serta tidak ada kejanggalan dan tidak mengandung kecacatan di dalamnya.
Ini merupakan hadis yang paling baik dan dapat dipercaya keasliannya.
2. Hadis hasan
Seperti hadis sahih, hadis hasan juga masih bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh periwayat yang daya hafalannya baik, namun masih di bawah periwayat sahih.
Ini berarti, periwayatnya tidak ada yang dicurigai pembohong, serta isi hadis yang diriwayatkan pun tidak bertentangan dengan hadis lainnya.
Walaupun tidak sekuat hadis sahih, hadis hasan masih bisa dijadikan penggalian hukum-hukum Islam.
3. Hadis daif
Kata daif berasal dari kata dhoifun yang artinya lemah.
Hadis daif berarti hadis yang tidak memenuhi kriteria hadis shahih hasan karena tidak memenuhi kriteria shahih dan hasan
Ada pula yang menyebut hadis ini dengan sebutan mardud (ditolak).
Apa Itu Sunah?
Ulama mendefinisikan sunnah sesuai ilmu yang dibahas. Dalam hal ilmu hadits, sunnah bisa disamakan dengan hadits. Sementara dalam ilmu fikih, sunnah itu hukum untuk sesuatu yang dianjurkan.
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menyampaikan lewat Almanhaj bahwa sunah menurut syariat adalah segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah, mulai dari ucapan, perbuatan, dan penetapan yang dimaksudkan sebagai tasyri’ (pensyariatan) bagi umat Islam.
Sunah sendiri berarti tidak wajib dan juga tidak diharamkan, namun posisinya berada di bawah wajib.
Jika kamu melakukan sesuatu yang disunahkan, kamu akan mendapat pahala.
Namun jika tidak, insyaa Allah tidak ada dosa yang dibebankan kepadamu.
Contoh sunah adalah salat qabliyah dan ba’diyah yang kita lakukan sebelum dan sesudah salat fardu dengan ketentuan tertentu.
Ini tidak harus kamu lakukan, tapi alangkah baiknya jika dikerjakan.
Anjuran melakukan sunah ini terdapat di dalam hadis, yang berarti berasal dari ucapan dan perbuatan Rasulullah.
Nah, dari penjelasan ini, mungkin kamu berpikir berarti tidak ada perbedaan hadis dan sunah, karena ketentuan pekerjaan atau amalan yang sunah kita peroleh dari hadis.
Ternyata, ada sedikit pembeda di antara keduanya. Berikut di bawah ini adalah penjelasan mengenai perbedaan hadis dan sunah secara lebih spesifik.
Perbedaan Hadis dan Sunah
Memang sedikit sulit untuk melihat perbedaan hadis dan sunah.
Kedua istilah ini punya kemiripan, namun punya konotasi yang berbeda.
Menurut The Islamic Post, hadis bersifat lebih general atau umum dan merujuk terhadap perkataan yang diujarkan Rasul.
Sementara, sunah lebih spesifik terhadap perbuatan yang sering dikerjakan Nabi Muhammad.
Namun, sunah memang umumnya bersumber dari hadis.
Pendapat ulama ada yang berbeda-beda.
Menurut Taufiq Shidqi, hadis adalah pembicaraan dari Rasulullah dan diriwayatkan oleh satu atau dua orang. Sementara sunah adalah suatu jalan yang dipraktikkan Nabi Muhammad secara terus menerus sehingga diikuti oleh sahabat dan pengikut beliau.
Pendapat lain dari Abdul Kadir Hasan menyatakan bahwa ada perbedaan hadis dan sunah pula.
Menurutnya, hadis adalah riwayat dari Rasulullah yang berupa ilmu pengetahuan teori, sementara sunah sifatnya adalah amalan atau praktiknya.
Bisa disimpulkan bahwa perbedaan hadis dan sunah tidak begitu banyak.
Keduanya sama-sama bersumber dari Nabi Muhammad dan sama-sama wajib kita pelajari untuk menyempurnakan agama kita.
Jika kamu masih bingung dengan pembahasan ini dan ingin bertanya lebih jauh terhadap seseorang yang betul-betul paham, Hijra bisa membantumu lewat fitur Tanya Ahlinya.
Fitur ini bisa kamu akses lewat aplikasi Hijra Bank.
Setelah memilih ustadz yang paling cocok untukmu, kamu bisa langsung bertanya secara privat mengenai perkara-perkara agama yang butuh kepakaran mendalam.
Jadi, tak perlu khawatir, karena kebingunganmu insyaa Allah akan ada solusinya.Yuk, download aplikasinya sekarang dengan klik tombol di bawah ini!