uang jajan anak

Bingung Kasih Uang Jajan Anak? Begini Tipsnya Agar Anak Bisa Belajar Hemat dan Menabung

Athariq Faisal

29 May 2023

4 Min Read

Dahulu di masa kecil, orang tua kita sering memberikan uang jajan atau uang saku. Besarannnya antara Rp 100 hingga Rp 1000. Untuk ukuran zaman sekarang nilai tersebut sangatlah kecil. Tetapi, dahulu uang senilai Rp 100 hingga Rp 1000 sangatlah besar jumlahnya. 

Apalagi dahulu belum ada dompet digital atau uang elektronik seperti saat ini. Jajan anak-anak menggunakan uang kertas atau uang koin. Namun, di era sekarang anak-anak sering kali meminta uang jajan tidak dalam bentuk cash atau tunai. 

Sebagai orang tua, memberi anak uang jajan menggunakan uang elektronik atau e-wallet haruslah bijak. Dengan kemudahan transaksi dan berbagai macam merchant menyediakan pembayaran secara non-tunai, dikhawatirkan anak akan semakin boros jajan menggunakan dompet digital atau uang elektronik. 

Tak Perlu Bingung Kasih Uang Jajan untuk Anak

Sebenarnya tidak ada beda memberikan uang jajan anak secara tunai atau memberikannya melalui e-wallet atau uang elektronik. Yang perlu diperhatikan orang tua adalah cara mengatur dan memberikan uang jajannya. 

Pada dasarnya setiap orangtua punya gaya dan caranya sendiri untuk mengajarkan soal uang kepada anak. Orang tua yang tahu betul kebutuhan sang anak, termasuk karakternya. Apakah si anak tipe yang penurut atau justru mudah emosi. 

Nah, kamu sebagai orangtua masih bingung menentukan besaran uang jajan yang ideal untuk anak SD, SMP, SMA, dan kuliah, simak beberapa tips berikut ini. 

Tips Kasih Uang Jajan untuk Anak agar Anak jadi Hemat

Hitung Kebutuhan Anak

Untuk menentukan besaran uang jajan, orang tua sebaiknya menyusun dan menghitung dulu apa saja kebutuhan yang akan masuk dalam uang jajan tersebut. Apakah hanya untuk membeli makanan saja, atau ditambah komponen lain, seperti kebutuhan perlengkapan sekolah, transportasinya, hingga pulsa atau kuota internet.

Hanya saja, tipe dan macam orang tua bermacam-macam. Ada orang tua yang memberikan jajan dan keperluan lain terpisah, ada juga yang memberikan uang jajan dan keperluan sekolah secara sekaligus. Sehingga, anak nantinya memiliki tanggung jawab sendiri dalam membagi dan mengatur keuangannya. 

Lihat Situasi dan Kondisi

Orangtua juga perlu memahami situasi dan kondisi sekitar sekolah. Zaman sekarang “status sosial” sekolah ikut berpengaruh terhadap harga-harga jajanan di sekolah. Semakin tinggi prestige sekolah tersebut, kadang membuat harga-harga makanan di sekitarnya makin mahal.

Misalnya, sekolah anakmu merupakan sekolah favorit dan berada di kawasan perumahan elite, sehingga jajanan di kantin sekolah menjual jajanan dengan harga yang sedikit mahal dibanding dengan tempat lain. Kecuali, kantin sekolahnya memang menjual jajanan disesuaikan dengan harga anak sekolah. 

Berikut ini contoh ilustrasi atau gambaran bagaimana dan berapa seharusnya memberi uang jajan kepada anak:

Misal, anak masih SD pulang dan pergi sekolah diantar-jemput. Kemudian, kamu memberikan bekal untuk makan siang. Tetapi, uang jajan pun kamu berikan untuk berjaga-jaga kalau anak ingin jajan cemilan. 

Diasumsikan harga cemilan atau snack Rp 5000 hingga Rp 10000. Sebetulnya uang jajan Rp 10000 untuk anak SD sudah termasuk wajar. Apalagi anak SD biasanya sekolah dari jam 7 pagi hingga jam 12 siang, dan belum banyak aktivitas lainnya. 

Kecuali anak di sore harinya ada les atau lanjut  mengaji ke masjid di dekat rumah atau madrasah TPA. Kamu bisa menambahkan Rp 5000. Jadi uang jajan anak SD sehari bisa mencapai Rp 15 ribu. 

Tetapkan Pemberian Harian, Mingguan atau Bulanan

Setelah menghitung, orangtua kemudian membuat kesepakatan dengan si anak. Apakah uang jajan ini diberikan setiap hari, seminggu sekali, atau sebulan sekali. 

Ajak anak berdiskusi soal ini, agar anak merasa dihargai dan merangsangnya untuk berpikir dan menyampaikan pendapat. Si anak diberikan kebebasan untuk memutuskan. Selain itu, jika diberi mingguan atau bulanan, maka anak akan belajar tanggung jawab dan mengatur keuangannya sendiri. 

Terapkan Punish and Reward

Kamu dapat menerapkan reward dan punishment kepada anak. Misalnya kalau jika dia mendapat prestasi atau peringkat bagi di sekolah, atau puasa Ramadan full satu hari hingga 30 hari, anak bisa memperoleh uang jajan tambahan. Dengan begitu, membuat anak semangat belajar dan beribadah. Meski tujuannya bukan uang, setidaknya bisa memantik semangat anak. 

Tapi sebaliknya akan ada punishment jika peringkat jeblok, berbuat nakal di sekolah, atau hal-hal merugikan lain. Kamu bisa memberikan risiko seperti tidak mendapat uang jajan dan hanya membawa bekal dari rumah. 

Alihkan Uang Jajan untuk Menabung

Membawa bekal setiap hari ke sekolah untuk makan siang bisa mengurangi anak jajan. Tanamkan ke dalam diri anak agar bekal selalu harus dihabiskan meski membawa uang jajan. Kemudian beri pengertian juga kepada anak agar uang jajan yang tidak dijajankan sebaiknya ditabung untuk membeli keinginannya di masa yang akan datang. Setidaknya hal ini juga mengajarkan anak tentang menabung sejak dini.

Demikian tips untuk memberikan uang jajan kepada anak agar anak bisa hemat dan mendahulukan menabung sebelum menggunakan uang jajannya. 

Anaka-anak zaman sekarang tentunya sudah familiar dan tersentuh dengan teknologi. Maka dari itu, memberi uang jajan ke anak bisa dalamm bentuk transfer uang secara digital melalui e-wallet. 

Kamu bisa memberikan uang jajan anak ke e-ewalletnya dengan menggunakan platform yang baik dari Hijra Bank. Isi ulang atau top up uang elektronik atau e-wallet tersedia di Hijra Bank. Unduh aplikasi Hijra Bank di

playstore hijra
appstore hijra

Artikel Terkait

Tags