tuma'ninah dalam salat

Mengenal Tuma’ninah dalam Salat Agar Ibadahmu Makin Khusyuk!

Hijra

10 Feb 2023

5 Min Read

Tuma’ninah atau ketenangan dalam salat menjadi hal yang sangat penting ketika kita sedang beribadah kepada Allah. Tidak hanya terkait keabsahan ibadah kita secara fikih, namun tuma’ninah juga menjadi salah satu hal yang penting apabila kita ingin meraih kekhusyukan dalam salat. 

Apakah pengertian tuma’ninah menurut para ulama, dan bagaimana caranya agar kita dapat melaksanakan tuma’ninah dalam salat? Baca lebih lanjut artikel ini yuk biar kamu tahu ilmunya!

Arti Tuma’ninah

Sebelum membahas lebih lanjut, kita pahami dulu yuk pengertian tuma’ninah! Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tuma’ninah didefinisikan sebagai: 

Tenang atau tidak bergerak setiap mengganti gerakan salat

Bagaimanakah pengertian dari tuma’ninah menurut para ulama? Tuma’ninah menurut syeikh Salim bin Samir Al-Hadrami dalam kitab beliau Safinatun Najah  dimaknai sebagai suatu keadaan di mana kita bersikap tenang setelah melakukan gerakan salat, dan semua anggota badan sudah diam pada tempatnya, lamanya kira-kira sepanjang durasi membaca Subhanallah. 

Hadis-hadis Rasulullah menyebutkan tentang urgensi menjaga tuma’ninah dalam salat. Salah satu hadis yang dimaksud adalah hadis dari sahabat Abu Hurairah radiyallahu anhu di mana Rasulullah memberikan pengajaran kepada salah seorang sahabat terdapat kesalahan dalam salatnya:  

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk kemudian ia shalat. Kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah Saw. Lalu Rasulullah Saw. menjawab salamnya dan bersabda, “Kembali dan ulangilah shalatmu, karena kamu belum shalat (dengan shalat yang sah)!”

Lalu orang itu kembali dan mengulangi shalat seperti semula. Kemudian ia datang menghadap kepada Nabi Saw. sambil memberi salam kepada beliau. Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Wa’alaikas Salaam” Kemudian beliau bersabda, “Kembali dan ulangilah shalatmu karena kamu belum shalat!”

Sehingga ia mengulang sampai tiga kali. Maka laki-laki itu berkata, “Demi Dzat yang mengutus Anda dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari shalat seperti ini, maka ajarilah aku.”

Rasulullah kemudian bersabda, “Jika Anda hendak mengerjakan shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang mudah bagi Anda. 

Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak. 

Setelah itu, sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma’ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud. 

Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu.” (HR Bukhari dan Muslim)

tuma'ninah dalam salat
Ilustrasi salat berjemaah. (Pexels/Pir Sumeyra).

Apakah Tuma’ninah suatu kewajiban dalam salat? 

Apakah melakukan gerakan salat dengan tuma’ninah termasuk sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan, dan apabila tidak kita laksanakan maka salat kita tidak sah? 

Menurut jumhur atau mayoritas ulama, termasuk ulama dari mazhab Syafi’i, tuma’ninah adalah rukun salat yang harus dilakukan setiap kali kita melakukan salat. Hal ini terutama dalam empat rukun salat, yaitu rukuk, iktidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. 

Dalil wajibnya melakukan salat dengan tuma’ninah adalah hadis di atas, di mana Rasulullah sampai memerintahkan orang tersebut untuk mengulangi salat selama beberapa kali. 

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah memberikan peringatan keras kepada orang yang tidak melakukan gerakan-gerakan salat dengan sempurna sebagai seburuk-buruk pencuri. 

Dengan demikian, menjaga kesempurnaan gerakan salat, salah satunya dengan bersikap tenang dan menjaga tuma’ninah, adalah sesuatu yang harus selalu kita upayakan agar salat kita sah dan bernilai kebaikan. 

Tata Cara melakukan gerakan salat dengan tuma’ninah 

Untuk menjaga tumakinah, bagaimana seharusnya kita melakukan gerakan-gerakan salat? Berikut penjelasannya menurut beberapa sumber!

Cara rukuk dengan tenang

  1. Posisi minimal orang melakukan rukuk adalah membungkuk hingga setidaknya kedua telapak tangan sampai di atas kedua lutut, adapun posisi rukuk yang sempurna adalah dengan membungkuk sehingga posisi punggung dan leher sejajar, datar dan tidak melengkung. 
  2. Yang perlu kita perhatikan adalah ketika kita rukuk, kita harus membungkuk dengan niat melakukan rukuk, tidak untuk niat yang lain. Misalnya seseorang telah selesai membaca Al-Fatihah, lantas merasakan gatal di lututnya, dan dia merunduk untuk menggaruknya. Apabila dalam posisi ini dia berniat untuk sekalian melaksanakan rukuk, maka rukuknya tidak sah. 
  3. Tubuhnya yang merunduk itu harus tenang dan diam minimal sepanjang durasi kalimat tasbih. 

Cara iktidal dengan tenang

  1. Bangunnya seseorang dalam rukuk ketika melakukan iktidal tidak boleh diniatkan untuk tujuan lain selain iktidal, sebagaimana penjelasan dalam contoh kasus rukuk di atas. 
  2. Posisi tubuh tegak berdiri selama durasi mengucapkan tasbih. 
  3. Iktidal tidak dilakukan tidak boleh lebih lama dari lamanya berdiri ketika membaca surah Al-Fatihah.  

Cara sujud dengan tenang

  1. Sujud di atas tujuh anggota badan, yakni kening, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki.
  2. Kening tidak boleh tertutup ketika sujud kecuali ada uzur, seperti dililit perban yang membahayakan jika dilepas. 
  3. Tidak boleh bersujud di atas sesuatu yang ikut bergerak seiring gerakan orang yang salat, contohnya bersujud di atas ujung serban yang menjuntai ke lantai. 
  4. Bertumpu di atas kepala ketika sujud. 
  5. Posisi bagian tubuh bagian bawah harus lebih tinggi, tidak boleh sejajar atau lebih rendah dari posisi bagian tubuh atas. 
  6. Gerakan sujud tersebut tidak boleh diniatkan untuk selain melakukan sujud. 
  7. Bersikap tenang, dan semua anggota tubuh diam sepanjang durasi orang membaca tasbih.      
tuma'ninah dalam salat
Ilustrasi sujud. (Pexels/Timur Weber)

Cara duduk di antara kedua sujud dengan tenang

  1. Gerakan duduk di antara dua sujud tidak boleh diniatkan untuk selain duduk di antara dua sujud. 
  2. Disunahkan untuk melakukan duduk iftirasy, yaitu duduk di atas mata kaki sebelah kiri hingga telapak kaki kiri menyentuh lantai serta telapak kaki sebelah kanan tegak dan jari-jari menghadap kiblat. 
  3. Disunnahkan untuk mengucapkan takbir ketika duduk di antara dua sujud. 
  4. Disunnahkan meletakkan tangan di atas kedua paha sejajar dengan lutut, dengan jari-jari menghadap kiblat. 
  5. Tuma’ninah, yaitu diam dengan seluruh anggota tubuh tenang ketika melaksanakan duduk di antara dua sujud setelah bangkit dari sujud pertama, dengan durasi sepanjang bacaan tasbih. 

Demikian penjelasan tentang tuma’ninah. Yuk kita biasakan melaksanakan salat dengan tuma’ninah agar dapat meraih kekhusyukan dan ketenangan yang akan menginspirasi hidup kita untuk senantiasa ingat kepadaNya. 

Untuk bantu kekhusyukan kamu dan mudahkan kamu untuk selalu mengingat pesan-pesan kebaikan, yuk download aplikasi Hijra Bank. Selain layanan perbankan sesuai syariah yang Insyaallah berkah, kamu juga bisa dapatkan inspirasi melalui fitur-fitur Islami seperti kajian dan kutipan-kutipan penuh makna untuk bantu perjalanan hijrahmu mendekat kepadaNya. 

Download aplikasi Hijra Bank dan mulai perjalanan #LifeUpgrade-mu dengan klik tombol di bawah ini! 

[]

Artikel Terkait

Tags