Tahukah kamu bahwa Asia Tenggara punya level literasi keuangan atau finansial terendah secara global? Hal ini disampaikan oleh Go Trading Asia pada tahun 2020.
Disebutkan bahwa rata-rata literasi finansial di Asia Tenggara berada di level 30-40% saja.
Di negara-negara seperti Australia, Kanada, Jerman, Swedia, dan Belanda, literasi finansialnya bisa mencapai sekitar 65%.
Indonesia sendiri telah mencapai persentase yang cukup baik walau masih lumayan rendah, yaitu 49,68% per tahun 2022 berdasarkan data dari OJK.
Meski begitu, pemerintah masih terus melakukan upaya-upaya agar angkanya semakin tinggi lagi di tahun-tahun mendatang.
Kalau menurutmu sendiri, sudah seberapa tinggi tingkat literasimu dalam bidang finansial?
Atau mungkin kamu justru adalah salah satu orang yang belum memahami hal ini sama sekali?
Jika iya, tak perlu khawatir. Hijra akan bahas selengkapnya dalam artikel ini mulai dari definisinya hingga cara-cara mengukur sudah sampai mana pemahamanmu tentang literasi keuangan yang begitu penting ini.
Yuk, langsung saja kita mulai!
Apa Itu Literasi Keuangan?
Menurut Investopedia, literasi keuangan adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan menggunakan berbagai kemampuan finansial secara efektif, seperti manajemen keuangan pribadi, budgeting, dan investasi.
Singkatnya, seseorang yang punya literasi finansial adalah orang dengan ilmu yang memadai untuk membuat keputusan cermat tentang bagaimana ia menggunakan uangnya.
Tanpa pemahaman tentang konsep-konsep finansial dasar, kamu tidak akan mampu untuk membuat keputusan yang tepat mengenai pengelolaan uang pribadimu.
Maka dari itu, kurangnya literasi ini dalam diri seseorang bisa berdampak langsung terhadap kekayaan seseorang dalam jangka panjang, alias kamu bisa rugi selama hidupmu tanpa sadar.
Data dari CNBC menyebutkan bahwa kurangnya literasi finansial bisa membuat satu orang dewasa di AS kehilangan hingga 10.000 dolar AS per tahunnya, lho.
Ini berarti, akibat keputusan-keputusan keuangan yang buruk akibat kurangnya literasi finansial, orang-orang tersebut berakhir menumpuk utang, tidak mampu menabung dengan optimal, dan mungkin juga tidak berinvestasi untuk menjaga stabilitas finansialnya.
Mengapa Literasi Keuangan Penting?
Literasi finansial dapat dan perlu diaplikasikan setiap harinya dalam begitu banyak kegiatan.
Mulai dari mengatur seberapa banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sehari-hari hingga merencanakan keuangan jangka panjang, hal-hal ini dapat dilakukan dengan lebih cermat dan optimal jika kamu punya ilmunya.
Jika mampu melakukan itu, kamu bisa menghindari kerugian yang telah Hijra ceritakan di atas.
Pada akhirnya, insyaa Allah kamu dapat mempersiapkan keuangan untuk pensiun dengan tenang jika perencanaannya dilakukan sedari dini dengan strategi yang tepat.
Selain itu, kamu juga jadi lebih siap untuk menghadapi kondisi darurat dan juga mampu mencapai cita-cita finansialmu dengan lebih percaya diri.
Tingkat Literasi Keuangan
OJK membagi literasi keuangan penduduk Indonesia menjadi empat level yaitu well literate, sufficient literate, less literate, dan not ilterate.
Detail masing-masing level tersebut adalah sebagai berikut:
1. Well literate
Seperti namanya, well literate adalah kelompok orang-orang yang punya pengetahuan bagus terkait produk dan jasa keuangan serta cara-cara mengelola finansial dengan baik.
Orang-orang dalam level tertinggi literasi keuangan ini juga cenderung memiliki kepercayaan dalam institusi layanan keuangan.
2. Sufficient literate
Kategori berikutnya adalah sufficient literate, atau cukup baik literasi finansialnya.
Pada level ini, seseorang punya pengetahuan yang cukup baik mengenai lembaga keuangan beserta produk dan jasa yang disediakannya.
Akan tetapi, orang-orang sufficient literate belum tahu bagaimana menggunakan atau membeli produk atau jasa keuangan tersebut.
3. Less literate
Berada di bawah level sufficient literate, less literate adalah kelompok yang hanya baru teredukasi tentang lembaga keuangan beserta produk dan jasa yang disediakan.
Namun, mereka belum paham apa manfaat dan risikonya.
Orang-orang ini adalah yang ilmu keuangannya masih paling dasar.
4. Not literate
Level not literate adalah orang-orang yang benar-benar belum punya pemahaman mengenai lembaga, produk, ataupun jasa keuangan.
Cara Mengukur Tingkat Literasi Keuangan
Setelah membaca keempat level atau kategori literasi keuangan di atas, bisakah kamu memperkirakan di mana tingkat pemahamanmu saat ini?
Menurut Ramsey Solutions, ini adalah beberapa pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada diri sendiri untuk mengukurnya:
- Apakah kamu tahu cara membuat budgeting bulanan yang meliputi kebutuhan dasar, tagihan, utang, dan lainnya?
- Apakah saat ini kamu bebas dari utang? Atau apakah saat ini kamu berusaha untuk mengurangi utang?
- Apakah kamu tahu seberapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk biaya hidup selama 3-6 bulan?
- Apakah kamu punya dana darurat saat ini?
- Apakah kamu mengerti tentang compound interest?
- Apakah kamu tahu jenis-jenis asuransi yang dibutuhkan untuk melindungi keuangan serta investasimu?
- Apakah kamu paham tentang perbedaan investasi dan asuransi?
Semakin banyak kamu dapat menjawab “iya” terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, semakin tinggi juga literasi keuanganmu.
Jika kamu masih memberi jawaban “tidak” untuk pertanyaan yang ada, ini berarti masih ada yang perlu kamu pelajari agar dapat masuk kategori well literate.
Tak perlu berkecil hati, teruslah perdalam ilmumu agar keuanganmu dapat terkelola dengan baik, ya!
Omong-omong soal mengelola uang, aplikasi Hijra Bank punya fitur yang akan sangat membantumu dalam mengatur alokasi pengeluaran uangmu setiap bulanna, yaitu Hijra Box.
Hijra Box adalah kotak-kotak tabungan yang dapat kamu atur sesukamu, mulai dari namanya, target tabungannya, hingga berapa banyak saldo yang kamu masukkan ke dalamnya.
Sangat praktis dan berguna, kan?
Yuk, download aplikasinya di bawah ini dan langsung coba sendiri nikmatnya punya tabungan yang teratur dengan baik!