Menginjakkan kaki di tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji atau umroh merupakan impian bagi seluruh umat muslim. Umroh merupakan serangkaian ibadah yang dilakukan di kota suci Mekkah.
Secara bahasa, umroh memiliki arti berkunjung. Istilah ini kemudian disimpulkan bahwa umroh adalah berziarah ke Ka’bah dan melakukan beberapa amalan yang terdapat pada rukun umroh.
Pelaksanaan umroh dapat dilakukan kapan pun sepanjang tahun berbeda dengan haji, yang dilaksanakan hanya pada bulan Syawal hingga terbit fajar pada Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah. Pelaksanaan umroh harus sesuai dengan rukun-rukun yang telah ditetapkan, seperti ihram dan niat memulai umroh, tawaf, sa’i, tahallul, dan tertib.
Berikut ini penjelasan tentang rukun-rukun umroh:
Rukun-Rukun Umroh
1. Ihram dan berniat memulai umroh
Salah satu rukun yang harus dilaksanakan pada saat haji maupun umroh adalah memakai ihram. Ihram adalah memakai pakaian tidak berjahit dan tidak mengenakan penutup kepala bagi laki-laki. Sementara bagi perempuan, ihram adalah memakai pakaian apa saja asal menutup aurat dan dilarang mengenakan penutup muka serta kaus tangan.
Setelah ihram, jamaah wajib berniat umroh dan mengambil miqat di tempat yang ditentukan. Pengambilan miqat untuk jamaah Indonesia biasanya di Bir Ali, Dzul Hulaifah dan Tan’im. Setelah ihram, jamaah wajib menjauhi semua larangan yang ditentukan.
2. Tawaf
Rukun kedua adalah tawaf, yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Putaran dimulai di Hajar Aswad dengan arah melawan jarum jam. Sehingga saat tawaf, Ka’bah selalu berada di sebelah kiri jamaah.
Doa yang dibaca saat tawaf bebas sesuai harapan tiap muslim. Setelah selesai mengelilingi Ka’bah disunnahkan shalat di belakang Maqam Ibrahim. Saat tawaf, jamaah dilarang berdesak-desakan atau mengganggu orang lain.
3. Sa’i
Di rukun yang ketiga ini, jamaah umroh berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. Sa’i sebaiknya dilakukan bersambung dengan tidak diselingi ngobrol, ke kamar mandi, atau kegiatan lain.
Kegiatan Sa’i ini terinspirasi dari kejadian Hajar saat ditinggalkan Nabi Ibrahim AS di suatu padang gurun yang gersang. Sementara ia harus menemukan sumber mata air agar bisa menyusui anaknya yakni Nabi Ismail AS. Hajar berlari di antara bukit Shafa dan Marwa hingga akhirnya menemukan sumber mata air yang kini dikenal dengan sumber mata air Zam Zam.
4. Tahallul
Usai tawaf dan sa’i, jamaah wajib menutup umroh dengan tahallul. Di tahap ini, jamaah mencukur sebagian rambut. Jamaah pria biasanya ada yang memilih botak, sedangkan wanita memilih mencukur sedikit rambut di balik hijab.
5. Tertib
Tiap jamaah wajib melakukan semua rukun umroh sesuai urutan, tanpa ada yang terlewat. Semua kegiatan dilakukan dengan tenang, antri, tanpa mengganggu ibadah dan kenyamanan jamaah lain.
Ada pun perbedaan dengan haji dari rukun yang telah disebutkan di atas adalah di umroh tidak adanya pelaksanaan wukuf di Arafah. Dalam pelaksanaan haji terdapat rukun melaksanakan wukuf di Arafah. Wukuf di Arafah hanya dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah, atau pada saat musim haji. Sedangkan di umroh tidak melaksanakan wukuf di Arafah.
Pelaksanaan Umroh Pasca Pandemi COVID-19
Pemerintah Arab Saudi sempat menutup pelaksanaan haji dan umrah pada Februari 2020 karena adanya penyebaran COVID-19. Kemudian dua tahun berselang yakni Januari 2022, pemerintah Arab Saudi mulai membuka pintu kegiatan umrah untuk jamaah yang berasal dari luar Arab Saudi.
Umroh dibuka untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19, jamaah umroh khususnya dari Indonesia berbondong-bondong pergi ke sana. Meski dengan persyaratan yang sangat ketat, alhamdulillah kerinduan umat Islam untuk hadir di tanah suci sudah bisa dilaksanakan.
Pada awalnya, untuk memastikan apakah calon peserta umrah terpapar Covid atau dalam keadaan sehat harus melaksanakan karantina selama lima hari baik sebelum masuk ke Makkah maupun saat mau keluar dari Makkah menuju Tanah Air.
Namun, sekarang persyaratan karantina sudah tidak ada lagi. Persyaratan calon jemaah umroh hanya wajib vaksin ketiga atau booster yang masih berlaku. Kelonggaran protokol kesehatan di tanah suci pun bisa dirasakan oleh jemaah umrah.
Misalnya jemaah umrah tidak lagi diharuskan memakai masker di dalam Masjidil Haram. Begitu pula barisan shaf shalat tidak lagi berjarak atau social distancing.
Kereta Cepat Makkah-Madinah
Kini kegiatan haji maupun umroh dimudahkan dengan adanya moda transportasi baru yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi. Moda transportasi tersebut adalah kereta cepat atau Haramain Highspeed Railway (HHR).
Jarak Makkah – Madinah kurang lebih 450 km dapat ditempuh dengan waktu 2,5 jam. HHR ini memiliki kecepatan 300 km/jam. Sebelum adanya moda transportasi kereta cepat ini, perjalanan Makkah – Madinah menggunakan bus bisa ditempuh dalam waktu 7 hingga 8 jam.
Kisaran harga tiket kereta cepat Makkah-Madinah untuk kelas ekonomi sekitar 40 SR atau Rp 160 ribu dan untuk kelas bisnis ditarif 150 SR atau Rp 650 ribu. Selain rute Makkah-Madina, Haramain Express pun dapat mengantar jemaah ke Jeddah dan King Abdullah Economic City.
Tempat-tempat yang Boleh Dikunjungi di Luar Itinerary Umroh
Saat ibadah umroh terdapat tempat-tempat yang selalu menjadi tujuan. Selain tempat-tempat yang menjadi tujuan umrah, ada juga tempat-tempat yang boleh dikunjungi di luar itinerary umroh.
Makkah dan Madinah merupakan dua kota utama yang menjadi tujuan jamaah umroh. Di kedua kota ini, banyak destinasi bersejarah yang biasanya dikunjungi jemaah. Dikutip dari buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah oleh Kementerian Agama, tempat-tempat yang disarankan untuk dikunjungi di antaranya adalah masjid-masjid yang pernah disinggahi dan dijadikan tempat shalat Nabi Muhammad SAW.
Makkah
Makkah merupakan kota tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Di Makkah pula ayat pertama Al-Quran diturunkan. Keberadaan Makkah tidak bisa terlepas dari kisah Nabi Ibrahim AS yang menempatkan keluarganya di sana setelah hijrah dari Palestina. Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim membangun Kabah.
Berikut destinasi bersejarah yang biasanya dikunjungi jemaah saat berada di Makkah:
1. Gua Hira di Jabal Nur
Jabal Nur berlokasi sekitar 6 kilometer sebelah utara Masjidil Haram. Di puncak Jabal Nur terdapat Gua Hira. Gua Hira merupakan tempat di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, Surat Al Alaq ayat 1-5.
2. Tempat Kelahiran Nabi SAW
Kini tempat kelahiran Nabi SAW telah berubah menjadi perpustakaan yang terletak di sebelah timur halaman timur Masjidil Haram. Awalnya, rumah kelahiran Nabi itu diberikan kepada putra Abu Thalib, Aqil. Kemudian, tempat ini juga sempat beralih kepemilikan dan dibangun menjadi masjid, hingga dipugar menjadi perpustakaan pada 1950 oleh Syaikh Abbas Qaththan dengan uang pribadinya.
3. Jabal Rahmah
Menurut riwayat, setelah berpisah cukup lama, Nabi Adam AS dan Siti Hawa saling mencari dan akhirnya bertemu di puncak Jabal Rahmah, yang berada di Arafah. Di puncak Jabal Rahmah ada sebuah tugu. Tugu tersebut merupakan monumen untuk mengingatkan umat muslim akan peristiwa tersebut.
4. Masjid Hudaibiyah
Masjid Hudaibiyah terletak di wilayah Hudaibiyah, yang berlokasi sekitar 25 kilometer dari Masjidil Haram. Kini, wilayah Hudaibiyah dikenal dengan nama daerah Al-Syumaisi. Di daerah Hudaibiyah pernah terjadi perdamaian antara Rasulullah dengan orang-orang kafir Makkah yang terkenal dengan Perdamaian Hudaibiyah.
Madinah
Nabi Muhammad SAW menjadikan Madinah sebagai tanah haram atau Tanah Suci setelah Makkah. Salah satu kelebihan kota Madinah yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW adalah kota ini akan menentramkan hati siapa pun yang mengunjunginya.
“Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah sebagaimana berkumpulnya ular ke sarangnya” (HR. Bukhari).
Berikut situs bersejarah yang bisa dikunjungi di Madinah:
1. Masjid Nabawi
Masjid Nabawi didirikan pada tahun pertama Hijriyah. Dalam proses pembangunannya, Nabi Muhammad meletakkan batu pertama. Sementara, batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima dilakukan oleh sahabat Nabi yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Saat itu, kiblat masih menghadap Baitul Maqdis, Palestina, karena belum turun perintah Allah untuk menghadap Kabah. Di lokasi sekitar masjid dibangun tempat keluarga Rasulullah SAW.
Di sebelah timur Masjid Nabari dibangun rumah Siti Aisyah yang kemudian menjadi tempat Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya dimakamkan. Di dalam Masjid Nabawi, ada bagian-bagian yang menjadi tujuan jemaah, di antaranya:
2. Raudah
Raudhah berada di dalam Masjid Nabawi. Letaknya ditandai dengan tiang-tiang putih yang berada di antara rumah Siti Aisyah (yang sekarang menjadi makam Rasulullah SAW) sampai mimbar masjid. Raudah menjadi tempat di mana segala doa yang dipanjatkan diyakini akan dikabulkan.
3. Makam Nabi Muhammad SAW
Dulu, makam Rasulullah dinamakan Maqsurah. Setelah masjid diperluas, makam Nabi termasuk di dalam bangunan masjid. Perlu diketahui, Masjid Nabawi hanya dibuka untuk jemaah pada pukul 03.00-22.00 waktu Arab Saudi.
Jemaah perempuan bisa mengunjungi Raudhah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW hanya pada pukul 07.00 -10.00 dan setelah shalat Isya hingga pukul 22.00 waktu setempat. Tempat berziarah perempuan juga terpisah dengan tempat berziarah laki-laki.
4. Masjid Quba
Quba merupakan sebuah desa di sebelah barat daya Madinah. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, penduduk Quba adalah orang-orang pertama yang menyambut kedatangannya. Masjid Quba adalah masjid pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Masjid ini dibangun di atas sebidang tanah yang dibeli Rasulullah dari Kalsum bin Hadam. Pembangunan Masjid Quba dilakukan dua kali. Pertama, ketika kiblat masjid menghadap Baitul Maqdis. Kedua, ketika kiblat menghadap Baitullah atau Kabah.
5. Jabal Uhud
Jabal Uhud atau Bukit Uhud menjadi salah satu situs bersejarah yang dikunjungi jemaah umrah maupun haji saat berada di Madinah. Bukit ini merupakan bukit terbesar di Madinah. Letak Jabal Uhud sekitar 5 kilometer dari pusat kota Madinah.
Dalam sejarahnya, di lembah Bukit Uhud pernah terjadi perang dahsyat antara 700 kaum Muslimin melawan 3.000 kaum Musyrikin Makkah. Sebanyak 70 pejuang Muslim gugur dalam pertempuran itu, termasuk paman Nabi Muhammad SAW yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.
6. Masjid Miqat
Masjid Miqat atau Masjid al-Muhrim merupakan masjid tempat Rasulullah SAW dan para sahabatnya mengambil miqat untuk berihram. Masjid al-Muhrim juga dikenal dengan nama Masjid Bir Ali dan menjadi destinasi wajib jemaah untuk mengambil miqat. Masjid Bir Ali berlokasi di Zul Hulaifah, sekitar 10 kilometer dari Masjid Nabawi.
7. Masjid Qiblatain
Awalnya, Masjid Qiblatain dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena lokasi masjid ini berada di atas tanah bekas rumah Bani Salamah. Sebelum malaikat menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadikan Ka’bah di Masjidil Haram sebagai kiblat, umat Islam shalat masih menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun kedua Hijriyah, turun wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menjadikan Ka’bah sebagai kiblat.
Ketika shalat Ashar, para sahabat Rasulullah yang tengah berjamaah di Masjid Qiblatain masih menghadap Baitul Maqdis. Di tengah berlangsungnya shalat, datang seorang sahabat yang berteriak dan menyebutkan bahwa Nabi Muhammad dan para sahabatnya di Masjid Nabawi telah beralih kiblat ke Masjidil Haram.
Imam dan makmum yang tengah shalat kemudian mengubah arah kiblatnya. Inilah sejarah di balik penamaan Masjid Bani Salamah menjadi Masjid Qiblatain yang artinya masjid berkiblat dua.
Demikian update perjalanan umroh terkini yang bisa kamu ketahui. Ayo wujudkan impian perjalanan umrohmu dan mulai menabung dari sekarang. Gunakan fitur Hijra Box untuk memantau tabungan umrohmu di aplikasi Hijra Bank.
Dengan fitur Hijra Box, kamu bisa membagi-bagi alokasi keuangan untuk mencapai targetmu. Sehingga alokasi pendapatanmu tidak tercampur-campur lagi dengan tujuan yang lain.
Kelola keuanganmu untuk tujuan kualitas hidupmu yang lebih baik dengan Hijra Box. Segera unduh aplikasi Hijra Bank di