Hijra

Bagaimana Cara Mengejar Ambisi yang Sesuai dengan Ajaran Islam?

ambisi

Dalam hidup, seseorang pasti memiliki tujuan dan ambisi yang ingin dicapai. Tentunya ambisi atau cita-cita tersebut harus dicapai dengan penuh kerja keras. Namun, menjadi seseorang yang terlalu ambisius tentunya tidak baik bagi kesehatan jiwa dan iman sebagai Islam. 

Apakah justru mengejar ambisi dapat membuat kita menjadi lalai terhadap kewajiban kita untuk terus bertakwa kepada Allah?

Manusia Sebagai Makhluk yang Punya Ambisi

Dalam penjelasannya, Ustaz Faris BQ mengatakan, manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki insting rasa ingin tahu dan juga rasa ingin berkuasa. Tentunya hal ini berlaku bagi makhluk hidup lainnya. Hanya saja, yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain adalah manusia memiliki akal. 

Ustaz Faris BQ mengatakan, sekiranya kita memiliki ambisi dalam hidup kita, dan mengikuti insting kita, kemudian hanya menggunakan akal untuk memenuhi ambisi kita, pasti akan ada ruang kosong dalam diri yang membuat menjadi stres, frustrasi, galau dan merasa tidak puas. 

“Manusia selalu berkembang karena memiliki akal. Tetapi akal terkadang selalu tidak bisa menjawab persoalan dalam hidup. Maka rasa ingin tahu dan berkuasa manusia harus dipagari, mana bagian yang dibenarkan mana yang bukan. Itulah peran Allah SWT,” kata Ustaz Faris. 

“Maka manusia perlu dipagari, dikasih frame yang membatasi, mana bagian-bagian yang dibenarkan, dan dia bisa bergerak dalam batasan yang wajar,” lanjutnya. 

Mengukur Kesuksesan Seseorang

Sebagai orang yang beriman tentu kita mengenal adanya kehidupan dunia dan akhirat, maka ada dua kesuksesan di dalamnya yaitu kesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat. Ustaz Faris mengatakan kesuksesan seseorang di dunia dan di akhirat ketika dia taat kepada Allah SWT dan juga Rasul-Nya. 

Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 71.

يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

“Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung”.

“Ketika kamu ingin merasakan kesuksesan yang sesungguhnya, kamu harus perhatikan dua hal itu, taat kepada Allah SWT dan taat kepada Rasulullah SAW,” jelas Ustaz BQ. 

Ustaz Faris mengatakan kesuksesan di dunia adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kesuksesan akhirat adalah menggeser neraka menjadi surga.

Mengejar Ambisi yang Diajarkan dalam Islam

Nabi Muhammad SAW mengatakan ajaran Islam sangat mengakomodir seseorang untuk mengejar ambisinya, asalkan berada di jalan yang benar dan sesuai dengan syariat. Ada tiga hal yang diajarkan Nabi SAW untuk mengejar ambisi yang sesuai syariat, yakni bersegeralah melakukannya, meminta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan, dan jangan patah semangat atau terlihat lemah dalam mengejarnya

“Tiga itu adalah kaidah pokok mengelola ambisi agar pada jalur sebenarnya. Sebab, tidak seluruh cita-cita kita akan bermanfaat untuk orang lain dan diri kita. Berambisilah dengan sesuatu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat,” jelas Ustaz BQ. 

Niatkan Ambisi pada Sesuatu yang Baik

Ambisi merupakan suatu keputusan yang kita ambil untuk melakukan sesuatu. Ustaz Faris menerangkan cara pertama agar ambisi kita tetap menyala adalah kita harus tahu apa motivasi atau niat yang kita kejar dalam ambisi tersebut. 

“Boleh nggak kita berambisi untuk menjadi orang kaya di dunia? Boleh saja, tapi apa motivasinya? Kalau motivasi kesombongan atau kebanggaan, itu motivasinya tidak bagus, tidak taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya,” jelas Ustaz Faris.

Ada suatu hadis Rasulullah SAW yang terkenal tentang motivasi mengejar ambisi yakni:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari dan Muslim). 

‘Niat yg ikhlas akan memunculkan motivasi yang terus menerus (semangat). Untuk membuat semangat menyala tinggi, agar ambisi kita tidak padam, kita buat satu keputusan,” ungkap Ustaz Faris.

4 Hal yang Membuat Ambisi Tetap Menyala

Jika seseorang sudah memiliki ambisi yang kuat untuk mencapainya maka diperlukan empat hal berikut ini, agar tidak mudah padam. 

Berikut ini penjelasan dari Ustaz Faris:

1. Keputusan yang Bulat

Di bagian atas disebutkan ambisi adalah keputusan kita untuk melakukan sesuatu dengan niat tertentu. Untuk menjaganya agar tidak melemah adalah adanya keputusan yang kuat, diperlukan tekad yang bulat untuk menjalaninya secara ikhlas. 

2. Bersegera Mencapai Ambisi

Ustaz Faris menerangkan untuk mengejar ambisi bersegeralah untuk mencapainya. Lakukan pada saat itu juga, jangan menunda-nunda pekerjaan. Sebab, ketika suatu pekerjaan ditunda maka ada celah bagi setan untuk mengganggunya. 

“Jangan biarkan ada ruang kosong yang menjadi celah bagi setan untuk menggoda sehingga kita menjadi ragu-ragu,” kata Ustaz Faris. 

3. Buatlah Deadline

Banyak orang yang lalai karena merasa suatu pekerjaan bisa dikerjakan secara santai. Namun, hal tersebut menjadi akan salah dan pekerjaan akan terus tertunda dan tidak selesai. 

“Pekerjaan itu selesai karena ada deadline. Kalau tidak ada batas waktunya insyaallah tidak jadi,” ungkap Ustaz Faris.

 3. Ciptakan Ruang Kompetisi

Saat mengejar ambisi jangan merasa kita berjalan sendirian. Selalu ingat, untuk mencapai target yang diinginkan ada orang lain yang ingin mencapai tujuan yang sama. Maka ciptakanlah ruang kompetisi menuju target atau cita-cita yang diinginkan. 

Ambisi dan Usaha yang Kuat Sejalan dengan Keimanan Kepada Takdir

Terakhir yang disampaikan oleh Ustaz Faris adalah hubungan ambisi yang kuat dengan rasa keimanan kita kepada takdir Allah. Menurut Ustaz Faris, usaha maksimal dari seseorang adalah cara dia berprasangka baik kepada Allah yang menentukan takdir. 

“Usaha maksimal adalah cara dia berprasangka baik, bahwa Allah telah menakdirkan hal yang baik untuknya. Keimanan kepada takdir berguna untuk menjadi setimen apa yang kita idam-idamkan ternyata ditentukan oleh Allah, jika tidak dapat dicapai maka kita bisa berkata ‘oh ini takdir dari Allah’, kata Ustaz Faris.

Cita-cita yang tak mampu diraih merupakan sesuatu yang kurang ideal bagi seseorang. Maka dari itu, kita bisa ucapkan “Qadarullah”, untuk mengamini bahwa hal tersebut sudah menjadi bagian dari takdir Allah, dan Allah-lah yang mengetahui hal yang terbaik untuk kita. 

Demikian ringkasan kajian dari Ustaz Faris BQ beberapa waktu lalu. Ikuti juga Hijra Live Kajian lainnya hanya di aplikasi Hijra Lifestyle. Daftar dan unduh segera aplikasinya di https://alami.id/HijraLifestyle 

Exit mobile version