Dalam kehidupan, seringkali kita mesti berhadapan dengan permasalahan-permasalahan dengan kadar yang bervariasi. Terkadang, permasalahan terasa ringan dan mudah dipecahkan, namun ada kalanya permasalahan terasa begitu berat dan membelenggu sehingga seolah menggoyahkan keyakinan kita. Ketika berhadapan dengan situasi semacam itu, apa yang harus kita lakukan?
Dalam Kajian Hijra Live bertajuk Kamu Lebih Tangguh Dari Masalahmu, Ustaz Fakhrurrazi Anshar, Lc. membeberkan kiat-kiat dari sudut pandang Islam agar jiwa kita semakin kuat menghadapi masalah. Yuk, simak pemaparan ustaz Fakhrurrazi Anshar berikut ini!
DAFTAR ISI
- Ujian: Sebuah Kepastian, Seni Kehidupan dan Hadiah dari Allah
- Tiga Sikap Dalam Menghadapi Ujian
- Lima Amalan untuk Membantu Mengatasi Ujian
Ujian: Sebuah Kepastian, Seni Kehidupan, dan Hadiah dari Allah
Di awal ceramahnya, Ustaz Fakhrurrazi memberikan sebuah pandangan bahwa bagi orang yang beriman, ujian tidak selayaknya dianggap sebagai sebuah masalah. Melainkan, ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, bahkan ujian itu adalah sebuah seni kehidupan. Tidak ada satu orang pun yang tidak akan diuji dalam hidupnya, sebagaimana firman Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 155)
“Makanya, ujian itu jangan dibuat ribet, jangan dijadikan masalah,” saran ustaz Fakhrurrazi.
Ustaz Fakhrurrazi lebih lanjut menekankan bahwa sebesar apapun ujian kita tidak akan pernah mengalahkan besarnya nikmat Allah untuk kita.
“Poin yang ketiga setelah memahami bahwa ujian itu adalah sebuah seni kehidupan dan kepastian, ujian sendiri adalah hadiah dari Allah. Ada sebuah hadis yang kalau kita pahami betul-betul akan membuat kita tak lagi berpikir bahwa ujian itu adalah masalah. Ujian itu akan terasa manis seperti gula-gula, atau bahkan seperti permen cokelat,” jelas Ustaz Fakhrurrazi.
Hadis tersebut berbunyi:
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani)
Teladan dalam menghadapi ujian bisa kita dapatkan dari orang-orang yang dicintai Allah dan dikisahkan dalam Al-Quran, seperti misalnya yang terdapat dalam kisah Nabi Ayub AS.
Ketika diuji dengan sakit, beliau tidak mengeluh dan meminta kesembuhan dari Allah.
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (Al-Anbiya: 83)
“Kata para ulama, Nabi Ayub AS tidak meminta kesembuhan, sebab beliau meyakini bahwa selama ini beliau sudah lama diberi kesehatan, maka sakit ini adalah hadiah dari Allah. Sebab hadiah biasanya diberikan jarang-jarang,” terang ustaz Fakhrurrazi.
Al-Quran telah banyak menceritakan kisah orang-orang yang dicintai Allah dengan ujian yang bermacam-macam, seperti Nabi Yusuf AS yang dibuang saudara-saudaranya hingga dipenjara di Mesir, atau Nabi Ismail AS yang hidup jauh dari sang ayah Nabi Ibrahim AS, dan kelak Nabi Ibrahim AS diperintahkan menyembelih anak kesayangannya tersebut.
Lantas, bagaimana caranya agar kita dapat tangguh menghadapi ujian? Ustaz Fakhrurrazi 3 cara menanggapi ujian, serta 5 amalan yang dapat kita lakukan untuk membantu kita dalam menghadapi ujian.
Tiga Sikap Dalam Menghadapi Ujian
Berikut adalah tiga cara menghadapi ujian menurut ustaz Fakhrurrazi Anshar:
Menanamkan dalam diri bahwa semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah
Ustaz Fakhrurrazi menjelaskan bahwa cara pertama menghadapi ujian agar terasa lebih ringan adalah dengan menanamkan dalam diri bahwa semua adalah milik Allah. Hal ini sebagaimana tertulis dalam surat Al-Baqarah ayat 156:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
“Ayat mengenai kepastian ujian ada di Al-Baqarah ayat 155, dan solusinya ada di ayat berikutnya ayat 156. Sebagian orang Indonesia mempunyai anggapan yang salah bahwa ucapan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un hanya diucapkan ketika ada seseorang yang wafat. Padahal, ucapan itu seharusnya diucapkan ketika kita mendapatkan musibah apapun bahkan yang sepele seperti kehilangan sepatu sekalipun,” kata ustaz Fakhrurrazi.
Mengatakan kata syukur di dalam diri
Kiat selanjutnya adalah dengan mengatakan kata syukur dalam diri. Kata syukur yang dimaksud adalah mengatakan dalam diri, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah bahwa masih banyak orang yang lebih sulit ujiannya bagi saya.”
“Akan menjadi ringan jika seandainya saat kita ditimpa musibah, kita memikirkan bahwa di luar sana banyak yang mengalami kesulitan yang lebih berat dari yang kita alami. Pasti kita tidak akan mengeluh dan langsung akan dapat kekuatan dalam diri,” saran ustaz Fakhrurrazi.
Mohon ampun dan bertobat kepada Allah
Dalam Al-Quran, Allah berfirman:
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). (As-Syura: 30)
“Ketika seseorang terjatuh pada dosa dan kesalahan, biasanya ujian itu terjadi karena dosa dan kesalahan tersebut.
Maka, ketika kita mendapat ujian, setelah kita menanamkan dalam diri bahwa semua milik Allah dan setelah kita mengucapkan kata syukur, hendaknya kita mengucapkan astaghfirullah wa atubu ilaihi, aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertobat kepadanya,” terang ustaz Fakhrurrazi.
Lima Amalan untuk Membantu Mengatasi Ujian
Ustaz Fakhrurrazi lebih lanjut memaparkan lima amalan yang harus kita lakukan untuk menghadapi ujian. Berikut amalan-amalan tersebut:
Perbaiki kualitas salat
Untuk membuat ujian mudah dilewati, yang pertama, adalah dengan memperbaiki kualitas salat kita.
“Dalam hadis disebutkan bahwa penenang hati Rasulullah adalah dengan salat. Aisyah meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah ditimpa masalah, beliau segera mengambil air wudu dan menunaikan salat. Jangan cari solusi ke manusia dulu, tetapi cari solusi ke Allah dahulu supaya Allah menunjukkan siapa yang dapat menjadi solusi bagi kita,” terang ustaz Fakhrurrazi.
Membaca Al-Quran
Amalan yang kedua yang dapat membantu kita menghadapi ujian adalah dengan membuka dan membaca Al-Quran.
“Karena Al-Quran adalah mukjizat, maka Al-Quran akan memberikan mukjizat kepada siapapun yang membacanya. Al-Quran juga merupakan petunjuk. Ketika kita menghadapi ujian, mau nggak kita diberi petunjuk untuk memecahkannya? Solusinya nggak jauh-jauh: Quran,” papat ustaz Fakhrurrazi.
Ustaz Fakhrurrazi kemudian memberikan satu kiat dari guru beliau di Sudan bahwa ketika kita sedang mengalami masalah, bukalah Al-Quran dan biasanya ayat yang pertama kita baca akan menjadi solusi bagi masalah kita, insyaallah.
Bersedekah secara rutin
Jangan lewatkan seharipun dalam hidup kita tanpa sedekah.Sebab, menurut ustaz Fakhrurrazi, sedekah dapat menjadi cahaya bagi orang-orang yang beriman ketika mereka mengalami kebuntuan dalam menghadapi ujian hidup.
“Ketika seseorang sedang diuji oleh Allah dan kemudian dia bersedekah, maka seolah dia sedang memperlihatkan kepada Allah bahwa dia tetap berbagi walaupun sedang ditimpa musibah. Maka, dengan izin Allah, Allah akan memudahkan ujian yang dirasakan orang itu,” jelas ustaz Fakhrurrazi.
Berbakti kepada kedua orangtua
Berbakti kepada kedua orangtua atau birrul walidain dapat menjadi salah satu kunci dalam menghadapi ujian, sebab dalam hadis dikatakan:
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
“Rida Allah ada pada rida kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
“Oleh karena itu, ketika seseorang berbakti kepada kedua orang tua saat dia menghadapi ujian, maka seolah dia sedang mengundang rida Allah,” jelas ustaz Fakhrurrazi
Membantu hamba Allah yang dalam kesulitan
Dalam surat Al-Maidah ayat 2, Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
“Ketika seseorang sedang ditimpa ujian, hendaknya dia tetap menolong orang lain yang membutuhkan untuk memancing pertolongan dari Allah dan untuk mengundang rahmat Allah agar Allah memudahkan masalahnya.
Jangan beranggapan salah bahwa orang yang tengah dilanda kesusahan tidak dapat menolong orang yang kesusahan. Justru kita harus menolong orang yang kesusahan supaya Allah menolong kita di tengah kesusahan kita,” pungkas Ustaz Fakhrurrazi.
Semoga kiat-kiat di atas bisa bantu kamu buat makin kuat menghadapi ujian hidup yang Allah berikan.
Yuk, daftar Hijra Lifestyle dari ALAMI untuk dapatkan untaian ilmu dan hikmah dari para ustaz dan narasumber terpercaya. Daftar Hijra Lifestyle dengan klik di sini.